19 September 2009

Akhir perjalanan sang Top

Tanggal 17 September yang lalu, gw jemput mama di daerah Kebon Jeruk. Setelah mama gw sampe di mobil gw melakukan percakapan, berikut ini kutipannya:

Gw : "Ma, Nurdin udah ketemu!"
Mama : "Oh, yang di Solo itu ya?"
Gw : "Iya, Ma. Dia tewas tapi."
Mama : "Hadiah Lebaran buat Indonesia deh itu."

Berikut ini komentar yang ada di plurk dan facebook (kayaknya kenal yg FB :p):













Dari percakapan gw dengan mama, juga kedua shoutout situs jejaring sosial di atas memperlihatkan bahwa Noordin M. Top, yang dianggap gembong teroris Indonesia, sudah berakhir perjalanannya! Penyergapan di Mojosongo, Jebres, Solo yangterjadi selama kurang lebih tujuh jam, dari Rabu malam, sekitar pukul 22.30, hingga Kamis pagi pukul 06.00 seperti dilansir oleh antara berakhir pada kemenangan tim Densus 88 POLRI.

Buronan POLRI yang kepalanya pernah dihargai 1 juta milyar Rupiah ini terkenal sangat licin. Dalam beberapa waktu sebelumnya, tim Densus 88 tidak pernah berhasil mendapatkannya dalam penyergapan-penyergapan yang dilakukan mereka di beberapa tempat. Namun, dalam penyergapan kali ini, Noordin berhasil dilumpuhkan beserta tiga orang anak buahnya, yakni Susilo, dan dua orang yang masuk DPO (Daftar Pencarian Orang), Urwah dan Aji.

Gw sempat berpikir, paling-paling kali ini seperti penyergapan di Temanggung dulu, bukan Noordin yang ada di situ. Tapi, pernyataan Kaplori, Jend. Bambang Hendarso kepada media meyakinkan gw kalo itu betul-betul si Top. Beliau berkata terdapat banyak titik kesamaan antara data yang dikirimkan oleh kepolisian Malaysia mengenai Noordin dengan mayat yang diduga Noordin. Beliau juga berkata bahwa hasil tersebut bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis formal.

Suatu prestasi yang besar bagi POLRI menurut gw! ^^ Buronan yang dicari-cari sejak bertahun-tahun lalu, setelah berkali-kali gagal dilakukan penangkapan, di tengah cemooh mulut-mulut yang meragukan POLRI, akhirnya menghasilkan buah yang manis bagi Indonesia. Bahkan, keberhasilan ini waktunya begitu dekat dengan Hari Raya Lebaran (20 & 21 September), suatu kebetulan yang luar biasa. Keberhasilan POLRI ini betul-betul menjadi hadiah Lebaran paling indah bagi Indonesia tahun ini.

Namun, sekalipun gembongnya sudah tertangkap, bukan berarti terorisme di Indonesia akan menghilang begitu saja. Doktrin terorisme masih banyak terselubung di masyarakat. Dan tugas kita, sebagai Warga Negara Indonesia, yang menjaga keutuhan bangsa ini dengan terus waspada dan melaporkan setiap gerak-gerik mencurigakan di sekitar kita. Tanpa peran kita, POLRI pun tidak dapat melakukan apa-apa. Tetaplah waspada! ;)

No comments: